Trik UMKM Agar Produk Masuk ke Ritel Modern

Menembus pasar ritel modern merupakan impian banyak pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Dengan potensi jangkauan yang luas, sistem distribusi yang baik, dan kepercayaan konsumen terhadap produk di ritel modern, masuknya produk UMKM ke dalam jaringan ritel bisa menjadi loncatan besar dalam mengembangkan bisnis.

Namun, tidak semua pelaku UMKM memahami bagaimana cara yang tepat agar produknya bisa bersaing dan diterima oleh ritel modern. Artikel ini akan membahas berbagai trik UMKM masuk ritel modern secara lengkap, mulai dari persiapan produk, strategi pemasaran, hingga menjalin kemitraan dengan jaringan ritel besar.

Mengapa Ritel Modern Menjadi Target UMKM?

Ritel modern seperti minimarket, supermarket, hingga hypermarket memiliki sistem operasional yang terstruktur dan profesional. Produk yang masuk ke dalam etalasenya otomatis mendapatkan kepercayaan lebih dari konsumen. Beberapa alasan mengapa pelaku UMKM menargetkan pasar ritel modern adalah:

  • Akses pasar yang luas – Ritel modern tersebar di berbagai kota dan daerah.
  • Meningkatkan citra produk – Produk UMKM yang dijual di ritel modern dianggap telah melewati standar kualitas tertentu.
  • Peningkatan volume penjualan – Dengan sistem distribusi dan jaringan ritel yang kuat, penjualan bisa meningkat signifikan.

UMKM masuk ritel modern

1. Persiapkan Produk Sesuai Standar Ritel Modern

Sebelum mengajukan produk ke ritel modern, pelaku UMKM harus memastikan bahwa produknya telah memenuhi berbagai persyaratan yang ditetapkan oleh pihak ritel. Berikut hal-hal yang perlu dipersiapkan:

  • Kemasan profesional: Desain menarik, informatif, dan sesuai standar pangan (jika makanan/minuman).
  • Label lengkap: Termasuk nama produk, komposisi, izin edar (BPOM/PIRT), tanggal kadaluarsa, dan informasi produsen.
  • Sertifikasi: Seperti Halal, BPOM, PIRT, atau sertifikat lainnya yang relevan.
  • Barcode: Hampir semua ritel modern mensyaratkan adanya barcode untuk memudahkan sistem kasir dan stok.

Persiapan ini tidak hanya untuk memenuhi syarat masuk ritel, tetapi juga meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk Anda.

2. Lakukan Riset Target Ritel

Tidak semua ritel cocok dengan semua jenis produk. Oleh karena itu, penting untuk melakukan riset terhadap jenis dan karakteristik ritel yang akan dituju. Apakah ritel tersebut fokus pada produk kebutuhan harian? Atau ritel khusus makanan sehat? Menyesuaikan produk UMKM dengan karakteristik ritel akan meningkatkan peluang diterima.

Beberapa jaringan ritel besar yang cukup terbuka terhadap produk UMKM antara lain Alfamart, Indomaret, Transmart, Hypermart, dan Super Indo. Masing-masing memiliki kebijakan dan proses seleksi produk yang berbeda.

3. Siapkan Proposal Penawaran Produk

Untuk menarik perhatian buyer atau pihak pembelian di ritel modern, pelaku UMKM harus menyiapkan proposal penawaran produk yang profesional. Isi proposal sebaiknya mencakup:

  • Profil usaha
  • Detail produk (keunggulan, bahan baku, varian)
  • Legalitas dan sertifikasi
  • Harga dan margin
  • Strategi pemasaran
  • Testimoni konsumen atau portofolio penjualan sebelumnya

Proposal ini menjadi alat komunikasi utama antara UMKM dengan pihak buyer ritel, jadi pastikan disusun secara menarik dan informatif.

4. Bangun Citra Merek (Branding)

Produk yang memiliki branding kuat lebih mudah dikenali dan dipercaya oleh konsumen. Citra merek tidak hanya mencakup logo dan kemasan, tetapi juga narasi atau cerita di balik produk. Misalnya, produk keripik singkong organik dari petani lokal, atau sabun herbal dengan bahan alami dari pegunungan.

Membangun branding juga bisa dilakukan melalui media sosial, website, hingga bergabung dalam berbagai pameran UMKM. Branding yang konsisten akan menjadi nilai tambah saat bernegosiasi dengan pihak ritel.

5. Tingkatkan Kualitas Foto Produk

Penampilan produk sangat penting, terutama jika Anda juga ingin masuk ke katalog ritel online. Teknik fotografi produk harus diperhatikan dengan baik. Gunakan pencahayaan yang tepat, latar belakang bersih, dan foto beresolusi tinggi.

6. Bangun Jejaring dan Ikuti Program Kemitraan

Banyak jaringan ritel modern yang membuka kesempatan bagi UMKM lokal untuk bergabung melalui program kemitraan. Misalnya, program kemitraan UMKM oleh Alfamart yang memberikan pelatihan, pendampingan, hingga akses pasar bagi UMKM terpilih.

Selain itu, menjalin hubungan dengan komunitas UMKM, dinas koperasi, atau inkubator bisnis bisa membantu mendapatkan informasi dan koneksi yang relevan.

7. Penuhi Kapasitas Produksi dan Konsistensi

Setelah produk Anda masuk ke ritel modern, tantangan selanjutnya adalah menjaga konsistensi distribusi. Ritel membutuhkan pasokan yang stabil, kualitas yang terjaga, dan ketepatan waktu dalam pengiriman.

Pelaku UMKM harus mampu memastikan bahwa kapasitas produksi bisa memenuhi permintaan. Jika perlu, pertimbangkan untuk menjalin kemitraan produksi atau memperluas fasilitas usaha agar dapat memenuhi kebutuhan pasar ritel.

8. Berikan Promo dan Aktivasi Produk

Agar produk lebih dikenal oleh pelanggan ritel, berikan promo menarik seperti diskon pengenalan, bundling, atau cashback. Aktivasi produk seperti demo di toko atau tasting produk juga bisa meningkatkan daya tarik di mata pembeli.

Ritel modern biasanya akan memberikan ruang untuk aktivasi jika ada nilai tambah bagi penjualan. Ini adalah kesempatan untuk langsung berinteraksi dengan calon konsumen dan mengenalkan produk secara langsung.

9. Gunakan Data dan Evaluasi Berkala

Setelah produk berhasil masuk ke ritel modern, penting bagi UMKM untuk memantau performa penjualan. Minta laporan penjualan dari pihak ritel, analisis produk mana yang paling diminati, dan sesuaikan strategi pemasaran jika diperlukan.

Dengan data yang tepat, Anda bisa membuat keputusan yang lebih akurat dan menyesuaikan produk atau kemasan untuk memenuhi permintaan pasar.

Baca Juga: Teknik Fotografi Produk untuk UMKM Online Shop

Penutup

Masuk ke jaringan ritel modern bukanlah hal yang mustahil bagi UMKM, tetapi memang membutuhkan persiapan yang matang. Mulai dari kemasan, legalitas, branding, hingga hubungan dengan jaringan ritel, semuanya harus dibangun dengan serius dan profesional.

Dengan menerapkan trik-trik di atas, pelaku UMKM dapat meningkatkan peluang agar produk mereka bisa bersaing dan eksis di ritel modern. Ini bukan hanya tentang memperluas pasar, tetapi juga meningkatkan kualitas dan daya saing produk UMKM Indonesia di tingkat nasional.ssssssssssssssssssss

Leave a Comment

Rating

Uji Kompetensi metodologi, penguasaan materi pelatihan dan praktek penyampaian modul (delivery). Selanjutnya untuk memperoleh akreditasi (Sertifikat Akreditasi Fasilitator), fasilitator mendelivery modul yang dikuasai minimal 2 kali dalam pelatihan yang diselenggarakan oleh Mitra Penyelenggara Pelatihan, dengan nilai minimal 70% atau rating 3,5 dengan range antara 1 – 5. Setiap penugasan pelatih oleh Mitra Penyelenggara Pelatihan telah disertai persetujuan dari LSP UMKM & WI.

Bimbingan

Dalam bimbingan ini dijelaskan alur Uji Kompetensi yang dilaksanakan oleh LSP UMKM & WI . Kemudian, dilanjutkan dengan pendaftaran  untuk mendapatkan akun yang akan digunakan dalam sistem uji kompetensi LSP UMKM & WI . Pada sesi berikutnya, para peserta akan mendapat bimbingan untuk menggunakan sistem uji kompetensi tersebut hingga proses penilaian.

Sertifikasi

Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah Proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi. Terkait dengan Standard Kompetensi Kerja telah ditetapkan Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Pengawas Syariah berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 25 Tahun 2017. Sedangkan SKKNI itu sendiri adalah Rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

SERTIFIKASI PENILAIAN DIAKUI INTERNASIONAL

Dengan lisensi resmi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi atau (BNSP) yang
dibentuk  Pemerintah  untuk melaksanakan ketentuan Pasal 18 ayat (5) Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Lembaga Sertifikasi Profesi atau (LSP)
menjamin mutu kompetensi dan pelatihan Tenaga Kerja pada seluruh sektor bidang profesi
di seluruh Indonesia.

Sertifikat yang akan Anda dapatkan juga akan diakui oleh dunia Internasional, sehingga
kualitasnya tidak perlu diragukan lagi. Karena dengan memiliki sertifikasi profesi dari LSP
yang telah mendapatkan lisensi resmi dari BNSP, Anda mempunyai sebuah bukti kuat
bahwa Anda memang berkompeten dalam profesi yang Anda geluti. Itu juga memastikan
bahwa Anda mempunyai kemampuan yang mumpuni sebagai seorang profesional.

Sertifikasi kompetensi ini bisa Anda dapatkan melalui pelatihan dari LSP yang mempunyai
lisensi resmi dari BNSP. Dan LSP UMKM & WI, merupakan salah satu LSP yang bisa
membantu Anda untuk mewujudkan keinginan Anda dalam mendapatkan sertifikasi profesi
tersebut.

SERTIFIKASI KOMPETISI KASIR RETAIL

Sumber daya manusia (SDM) memainkan peranan yang sangat vital dalam menentukan
keberhasilan operasional toko. Sumber Daya Manusia (SDM) atau pengelola toko haruslah
mumpuni dan cekatan. Implementasi sistem komputerisasi yang semakin canggih dan
keharusan untuk menjalankan rangkap atau fungsi pekerjaan (multi-tasking) maka karyawan
toko juga harus memiliki kemampuan berhitung (matematika) yang baik, dan kemampuan
untuk bias berbahasa asing tentunya (minimal Bahasa Inggris).

Untuk itu pentingnya melakukan pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) sebelum terjun
langsung ke dalam dunia kerja. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM) itu sendiri. Apabila Sumber Daya Manusia (SDM) telah tersetifikasi,
selain dapat menentukan keberhasilan toko, para Sumber Daya Manusia (SDM) tersebut
diharapkan mampu untuk bersaing dengan para tenaga kerja asing.

Perlu diingat bahwa bisnis minimarket ataupun retail dan toko adalah bisnis penjualan.
Jadi,segenap karyawan harus memiliki kualitas internal yang sejalan dan mendukung
peranannya sebagai penjual. Kualitas ini meliputi kepribadian (threat), sikap, (attitude),
motivasi dan nilai-nilai (values). Untuk itu pentingnya melakukan pelatihan Sumber Daya
Manusia (SDM).

JADIKAN SERTIFIKASI PENGELOLAAN UKM

Pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini, kompetensi menjadi syarat yang harus
dipenuhi untuk meningkatkan daya saing bangsa. Sejalan dengan itu, Kementerian Koperasi
dan UKM RI, terus berupaya meningkatkan kompetensi UMKM, salah satunya melalui
kegiatan sertifikasi kompetensi UKM. Kegiatan ini berupa memfasilitasi pelatihan serta
sertifikasi kompetensi bagi para pelaku UMKM.

Tujuannya untuk meningkatkan daya saing, mengingat pemberlakuan MEA akan sangat
berpengaruh kepada masuknya tenaga  kerja  asing yang mengakibatkan persaingan
menjadi semakin ketat. Standarisasi dan sertifikasi ini menjadi sangat penting diketahui oleh
para pelaku UKM. Karena selain meningkatkan daya saing, standarisasi adalah upaya untuk
menjaga kualitas produk.

Sertifikasi ini juga berguna sebagai bentuk penyesuaian dan upaya UKM untuk
menunjukkan kepada dunia jika telah memiliki standar tertentu, hingga pengembangan
usaha dapat dikembangkan menjadi lebih luas. Apabila produk telah tersertifikasi maka
konsumen akan semakin yakin, karena produk tersebut sudah pasti terjamin. Itulah alasan
mengapa standarisasi dan sertifikasi saat ini menjadi sangat penting diketahui oleh para
pelaku UKM.