Peran UMKM dalam Menyerap Tenaga Kerja

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki kontribusi signifikan dalam ekonomi Indonesia. Dengan jumlah yang mencapai puluhan juta unit usaha, UMKM berperan besar dalam menciptakan lapangan kerja. Dalam konteks ini, UMKM serap tenaga kerja menjadi sangat penting untuk mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana UMKM mendukung penyerapan tenaga kerja, tantangan yang dihadapi, serta strategi yang dapat dilakukan untuk memperkuat perannya.

Apa Itu UMKM dan Mengapa Penting?

UMKM mencakup usaha dengan skala usaha kecil hingga menengah, baik mikro maupun usaha rumahan. Menurut definisi pemerintah Indonesia, UMKM adalah usaha yang memiliki omzet atau aset dalam batas tertentu. Usaha ini bersifat fleksibel dan tersebar di berbagai sektor, mulai dari perdagangan, kerajinan, kuliner, hingga jasa dan produksi kecil. Karena sifatnya yang mudah dibentuk dan cepat berkembang, UMKM menjadi tulang punggung ekonomi lokal di banyak daerah.

UMKM serap tenaga kerja

UMKM sebagai Penyerapan Tenaga Kerja yang Efektif

Salah satu keunggulan utama UMKM adalah fleksibilitasnya dalam menyerap tenaga kerja. Beberapa aspek berikut memperkuat fakta bahwa UMKM serap tenaga kerja secara efektif:

  • Skala usaha yang mudah dikelola: Banyak UMKM yang berskala kecil tapi tumbuh cepat sesuai permintaan pasar lokal. Mereka seringkali membutuhkan pekerja tambahan untuk produksi atau layanan.
  • Kerja informal yang inklusif: UMKM sering mempekerjakan keluarga, tetangga, atau pekerja lokal tanpa formalitas yang ketat, sehingga memberikan akses pekerjaan bagi mereka yang sulit masuk sektor formal.
  • Distribusi geografis luas: Karena tersebar hingga pedesaan, UMKM membuka peluang kerja di daerah yang minim industri besar, membantu mengurangi urbanisasi dan pengangguran lokal.

Dampak Sosial dan Ekonomi dari Penyerapan Tenaga Kerja oleh UMKM

Penyerapan tenaga kerja melalui UMKM membawa dampak positif yang luas:

  • Pemerataan ekonomi lokal: Setiap wilayah dapat berkembang usaha lokal sehingga distribusi kesejahteraan semakin merata.
  • Penurunan tingkat pengangguran: UMKM menyerap tenaga kerja dari berbagai latar belakang, termasuk lulusan sekolah menengah, ibu rumah tangga, dan pekerja informal.
  • Peningkatan keterampilan masyarakat: Melalui pelatihan dan praktik kerja langsung, pekerja mendapatkan keahlian baru yang meningkatkan daya saing kerja.
  • Menguatkan interaksi sosial dan jaringan usaha: UMKM membentuk jaringan usaha dan komunitas ekonomi di daerah, yang memudahkan kolaborasi dan pertumbuhan berkelanjutan.

Faktor yang Mendukung UMKM dalam Menyerap Tenaga Kerja

Agar UMKM semakin efektif dalam serap tenaga kerja, beberapa faktor pendukung sangat penting:

  • Akses pembiayaan yang mudah: Pinjaman mikro dan modal bergulir sangat membantu UMKM dalam memperluas produksi serta menyerap staf tambahan.
  • Pelatihan dan mentoring yang tepat: Program pelatihan oleh LSP dan pemerintah (seperti pelatihan kepelatihan kreatif dan manajemen usaha) meningkatkan kualitas produk dan kemampuan manajemen usaha.
  • Digitalisasi dan pemasaran online: Dengan memanfaatkan platform digital, UMKM dapat memperluas pasar dan meningkatkan kapasitas produksi sehingga bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja.
  • Kemitraan dengan lembaga formal: Kolaborasi antara UMKM dengan perusahaan besar atau lembaga swasta memberikan akses pasar dan stabilitas usaha.

Tantangan yang Menghambat UMKM dalam Serap Tenaga Kerja

Meski potensinya besar, UMKM menghadapi berbagai hambatan:

  • Keterbatasan modal: Banyak UMKM kesulitan mendapatkan modal usaha formal, menyebabkan pertumbuhan lambat dan kapasitas penyerapan tenaga kerja terbatas.
  • Kurangnya keterampilan manajemen: Pemilik usaha sering belum memiliki pengetahuan manajemen SDM, keuangan, dan strategi pemasaran yang memadai.
  • Regulasi yang rumit: Prosedur perizinan dan regulasi pajak yang panjang dapat menjadi beban bagi usaha kecil.
  • Persaingan pasar global: Tanpa dukungan digital dan inovasi produk, UMKM sulit bersaing dengan produk impor atau produk skala besar.

Call to action LSP UMKM WI

Strategi Memperkuat Peran UMKM dalam Menyerap Tenaga Kerja

Berikut beberapa strategi konkret yang dapat ditempuh untuk mendorong UMKM serap tenaga kerja lebih optimal:

Meningkatkan Akses ke Modal

Pemerintah dan lembaga keuangan mikro harus memperluas program pembiayaan murah dan fleksibel. Misalnya, skema kredit mikro berbunga rendah atau grant untuk pengembangan usaha.

Program Pelatihan Terarah

Melalui lembaga sertifikasi seperti LSP UMKM, pelatihan teknis (produksi, manajemen, pemasaran digital) dan non-teknis (permodalan, hubungan kerja) bisa digencarkan. Pelatihan ini akan memperkuat kualitas usaha dan kemampuan pekerja lokal.

Kampanye Digitalisasi UMKM

Untuk memperluas pasar, pemilik UMKM perlu diarahkan ke penggunaan media sosial, ecommerce, dan fitur pemasaran digital lainnya. Digitalisasi memperbesar peluang order, sehingga usaha tumbuh dan serap lebih banyak tenaga kerja.

Regulasi yang Mendukung

Pemerintah daerah perlu menyederhanakan proses perizinan, membebaskan pajak bagi UMKM baru dalam jangka waktu tertentu, serta menyediakan insentif untuk penciptaan lapangan kerja.

Kolaborasi dengan Industri dan Lembaga

Kemitraan antara UMKM dan perusahaan besar atau lembaga pendidikan dapat membuka peluang plesteran produk, pelatihan bersama, serta akses ekspansi pasar. Kolaborasi ini meningkatkan kualitas produk dan mempermudah UMKM berekspansi.

Studi Kasus: Keberhasilan UMKM Serap Tenaga Kerja

Contoh nyata beberapa UMKM yang berhasil menyerap tenaga kerja di berbagai kota:

  • UMKM kuliner kota kecil yang berkembang melalui pesanan online hingga ekspansi area produksi, kini mempekerjakan puluhan orang lokal.
  • Kerajinan tangan lokal, bermitra dengan platform daring, semakin berkembang dan memberikan lapangan bagi pekerja rumah tangga.
  • Startup mikro di sektor layanan digital, seperti jasa desain grafis dan printing, menyerap tenaga muda kreatif dengan keterampilan digital.

Peran Institusi Sertifikasi LSP dan Pelaku Industri

LSP UMKM berkontribusi penting dalam membekali pelaku usaha dengan kompetensi yang diakui, baik dalam produk maupun manajemen usaha. Dengan sertifikasi, UMKM mendapat legitimasi dan peluang akses pasar lebih luas. Sertifikasi juga membantu pekerja lokal dibekali keterampilan yang diakui secara formal.

Prediksi dan Tren ke Depan

Seiring tren digitalisasi dan ekonomi kreatif, UMKM akan semakin berorientasi pada model bisnis online dan produksi berbasis keahlian. Hal ini membuka peluang serapan tenaga kerja baru di bidang digital marketing, konten kreator, layanan pengemasan, hingga freelance produksi. Dengan dukungan regulator dan pelatihan yang tepat, UMKM serap tenaga kerja bisa meningkat dramatis dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan.

Baca Juga: Cara UMKM Menembus Pasar Internasional: Strategi dan Langkah Nyata

Kesimpulan

UMKM merupakan ujung tombak penciptaan lapangan kerja di Indonesia. Dengan jumlah unit usaha yang sangat besar dan sifatnya yang inklusif, UMKM memiliki potensi untuk menyerap tenaga kerja dalam jumlah signifikan. Namun agar potensinya optimal, diperlukan peningkatan akses modal, pelatihan berkualitas, digitalisasi, regulasi yang mempermudah, serta kolaborasi strategis. Upaya ini semua bertujuan agar UMKM serap tenaga kerja dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.

Leave a Comment

Rating

Uji Kompetensi metodologi, penguasaan materi pelatihan dan praktek penyampaian modul (delivery). Selanjutnya untuk memperoleh akreditasi (Sertifikat Akreditasi Fasilitator), fasilitator mendelivery modul yang dikuasai minimal 2 kali dalam pelatihan yang diselenggarakan oleh Mitra Penyelenggara Pelatihan, dengan nilai minimal 70% atau rating 3,5 dengan range antara 1 – 5. Setiap penugasan pelatih oleh Mitra Penyelenggara Pelatihan telah disertai persetujuan dari LSP UMKM & WI.

Bimbingan

Dalam bimbingan ini dijelaskan alur Uji Kompetensi yang dilaksanakan oleh LSP UMKM & WI . Kemudian, dilanjutkan dengan pendaftaran  untuk mendapatkan akun yang akan digunakan dalam sistem uji kompetensi LSP UMKM & WI . Pada sesi berikutnya, para peserta akan mendapat bimbingan untuk menggunakan sistem uji kompetensi tersebut hingga proses penilaian.

Sertifikasi

Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah Proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi. Terkait dengan Standard Kompetensi Kerja telah ditetapkan Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Pengawas Syariah berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 25 Tahun 2017. Sedangkan SKKNI itu sendiri adalah Rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

SERTIFIKASI PENILAIAN DIAKUI INTERNASIONAL

Dengan lisensi resmi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi atau (BNSP) yang
dibentuk  Pemerintah  untuk melaksanakan ketentuan Pasal 18 ayat (5) Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Lembaga Sertifikasi Profesi atau (LSP)
menjamin mutu kompetensi dan pelatihan Tenaga Kerja pada seluruh sektor bidang profesi
di seluruh Indonesia.

Sertifikat yang akan Anda dapatkan juga akan diakui oleh dunia Internasional, sehingga
kualitasnya tidak perlu diragukan lagi. Karena dengan memiliki sertifikasi profesi dari LSP
yang telah mendapatkan lisensi resmi dari BNSP, Anda mempunyai sebuah bukti kuat
bahwa Anda memang berkompeten dalam profesi yang Anda geluti. Itu juga memastikan
bahwa Anda mempunyai kemampuan yang mumpuni sebagai seorang profesional.

Sertifikasi kompetensi ini bisa Anda dapatkan melalui pelatihan dari LSP yang mempunyai
lisensi resmi dari BNSP. Dan LSP UMKM & WI, merupakan salah satu LSP yang bisa
membantu Anda untuk mewujudkan keinginan Anda dalam mendapatkan sertifikasi profesi
tersebut.

SERTIFIKASI KOMPETISI KASIR RETAIL

Sumber daya manusia (SDM) memainkan peranan yang sangat vital dalam menentukan
keberhasilan operasional toko. Sumber Daya Manusia (SDM) atau pengelola toko haruslah
mumpuni dan cekatan. Implementasi sistem komputerisasi yang semakin canggih dan
keharusan untuk menjalankan rangkap atau fungsi pekerjaan (multi-tasking) maka karyawan
toko juga harus memiliki kemampuan berhitung (matematika) yang baik, dan kemampuan
untuk bias berbahasa asing tentunya (minimal Bahasa Inggris).

Untuk itu pentingnya melakukan pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) sebelum terjun
langsung ke dalam dunia kerja. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM) itu sendiri. Apabila Sumber Daya Manusia (SDM) telah tersetifikasi,
selain dapat menentukan keberhasilan toko, para Sumber Daya Manusia (SDM) tersebut
diharapkan mampu untuk bersaing dengan para tenaga kerja asing.

Perlu diingat bahwa bisnis minimarket ataupun retail dan toko adalah bisnis penjualan.
Jadi,segenap karyawan harus memiliki kualitas internal yang sejalan dan mendukung
peranannya sebagai penjual. Kualitas ini meliputi kepribadian (threat), sikap, (attitude),
motivasi dan nilai-nilai (values). Untuk itu pentingnya melakukan pelatihan Sumber Daya
Manusia (SDM).

JADIKAN SERTIFIKASI PENGELOLAAN UKM

Pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini, kompetensi menjadi syarat yang harus
dipenuhi untuk meningkatkan daya saing bangsa. Sejalan dengan itu, Kementerian Koperasi
dan UKM RI, terus berupaya meningkatkan kompetensi UMKM, salah satunya melalui
kegiatan sertifikasi kompetensi UKM. Kegiatan ini berupa memfasilitasi pelatihan serta
sertifikasi kompetensi bagi para pelaku UMKM.

Tujuannya untuk meningkatkan daya saing, mengingat pemberlakuan MEA akan sangat
berpengaruh kepada masuknya tenaga  kerja  asing yang mengakibatkan persaingan
menjadi semakin ketat. Standarisasi dan sertifikasi ini menjadi sangat penting diketahui oleh
para pelaku UKM. Karena selain meningkatkan daya saing, standarisasi adalah upaya untuk
menjaga kualitas produk.

Sertifikasi ini juga berguna sebagai bentuk penyesuaian dan upaya UKM untuk
menunjukkan kepada dunia jika telah memiliki standar tertentu, hingga pengembangan
usaha dapat dikembangkan menjadi lebih luas. Apabila produk telah tersertifikasi maka
konsumen akan semakin yakin, karena produk tersebut sudah pasti terjamin. Itulah alasan
mengapa standarisasi dan sertifikasi saat ini menjadi sangat penting diketahui oleh para
pelaku UKM.