Strategi Video Pendek untuk Promosi UMKM di TikTok

Di tengah persaingan digital yang makin padat, video pendek untuk promosi UMKM jadi salah satu cara paling realistis untuk menarik perhatian calon pembeli tanpa harus mengeluarkan biaya iklan besar. Format seperti TikTok dan Instagram Reels membuat orang terbiasa menonton konten cepat, ringan, dan langsung “kena” pesannya. Kabar baiknya, pola konsumsi ini justru memberi peluang besar bagi UMKM: kamu tidak butuh studio mahal, yang kamu butuhkan adalah ide yang tepat, eksekusi rapi, dan konsistensi.

Artikel ini membahas langkah-langkah praktis dan terstruktur untuk memaksimalkan video pendek—mulai dari memahami perilaku audiens, memilih format konten, menulis skrip singkat, sampai membaca metrik performa. Fokusnya bukan sekadar “biar viral”, tapi bagaimana video pendek bisa jadi mesin promosi yang stabil: mendatangkan traffic, memperkuat brand, dan meningkatkan penjualan secara bertahap.

Mengapa Video Pendek Sangat Efektif untuk UMKM

Video pendek bekerja karena kombinasi tiga hal: perhatian manusia yang semakin singkat, algoritma yang menyukai retensi (orang betah menonton), dan budaya berbagi yang cepat. Ketika seseorang membuka TikTok atau Reels, mereka tidak selalu “mencari” seperti di Google, melainkan “ditemukan” oleh konten yang relevan. Ini membuat peluang organik terbuka lebar, terutama jika kontenmu dibuat sesuai kebiasaan penonton.

video pendek untuk promosi UMKM

Beberapa alasan mengapa video pendek cenderung efektif untuk UMKM:

  • Biaya produksi rendah: cukup smartphone, cahaya yang baik, dan editing sederhana.
  • Mudah membangun kepercayaan: orang lebih cepat percaya saat melihat proses, wajah (atau tangan), dan bukti nyata.
  • Peluang distribusi tetap ada: akun kecil bisa menjangkau banyak orang jika kontennya membuat penonton bertahan.
  • Mempercepat keputusan beli: demo singkat bisa menjawab “ini bagusnya apa?” dalam 10–20 detik.

Kalau kamu menjual produk yang butuh edukasi (misalnya makanan rumahan, kerajinan, fashion lokal, skincare, hingga jasa), video pendek membantu menjelaskan value tanpa membuat orang lelah membaca. Dan saat orang paham, biasanya mereka lebih berani DM atau klik profil.

Kenali Platform: TikTok vs Reels (Biar Strategimu Nggak Salah Arah)

Secara prinsip, TikTok dan Reels sama-sama format video pendek. Bedanya ada pada “niat” audiens dan dinamika distribusi konten. TikTok kuat di penemuan konten baru lewat For You Page, sementara Reels sering terkoneksi dengan ekosistem Instagram (followers, DM, Story, dan profil yang sudah terbentuk). Karena itu, strategi ideal untuk UMKM biasanya bukan memilih salah satu, melainkan membuat konten yang bisa “direpurpose” ke dua platform dengan penyesuaian kecil.

Untuk konteks promosi, kamu bisa memakai TikTok sebagai mesin penjangkauan (reach) dan Instagram untuk memperkuat kedekatan (relationship). Instagram juga sering lebih cepat untuk konversi karena DM, katalog, highlight, serta link di bio sudah jadi kebiasaan pengguna.

Kalau kamu butuh rujukan definisi platformnya, kamu bisa membaca tentang TikTok dan Instagram di Wikipedia. Gunakan tautan itu sebagai pemahaman dasar, sementara strategi eksekusi kita fokus pada praktik yang cocok untuk UMKM.

Prinsip Utama: Konten Harus Menang di 3 Detik Pertama

Video pendek biasanya “diputuskan” dalam 1–3 detik: lanjut nonton atau skip. Jadi sebelum bicara teknik editing rumit, pastikan kamu memahami satu hal: kualitas hook sering lebih menentukan daripada kualitas kamera. Hook itu bukan clickbait, melainkan pembuka yang membuat orang merasa, “Eh ini gue banget” atau “Ini menarik”.

Contoh hook yang cocok untuk UMKM:

  • “Kalau kamu sering gagal bikin sambal tahan lama, coba cara ini.”
  • “Banyak yang salah pilih ukuran, makanya cepat rusak.”
  • “Cuma modal 15 detik, kamu bisa lihat bedanya sebelum–sesudah.”
  • “Aku spill cara packing biar aman sampai rumah.”

Setelah hook, jangan bertele-tele. Beri bukti, tunjukkan hasil, lalu arahkan penonton ke langkah berikutnya: komentar, simpan, DM, atau klik profil.

Kerangka Strategi 7 Langkah untuk Video Pendek UMKM

1) Tentukan Tujuan Tiap Video (Jangan Asal Posting)

Kesalahan paling umum adalah membuat video tanpa tujuan. Padahal tujuan menentukan gaya penyampaian, CTA, dan metrik yang dinilai. Pilih salah satu tujuan ini untuk setiap video:

  • Awareness: mengenalkan brand/produk. Metrik: views, reach, watch time.
  • Engagement: memancing komentar/simpan. Metrik: komentar, share, save.
  • Conversion: mengajak beli/DM. Metrik: klik profil, DM, order.

Untuk UMKM yang baru mulai, komposisi yang biasanya aman adalah 60% awareness, 30% engagement, 10% conversion. Setelah audiens mulai terbentuk, porsi conversion bisa dinaikkan pelan-pelan tanpa membuat akun terasa “jualan mulu”.

2) Kenali Audiens yang Paling Mungkin Beli

UMKM sering ingin menjangkau “semua orang”. Akibatnya konten jadi terlalu umum, dan akhirnya tidak mengena ke siapa pun. Coba persempit: siapa yang paling sering beli? Ibu rumah tangga? Mahasiswa? Karyawan? Pecinta kopi? Orang yang sedang diet? Tulis persona sederhana: usia, masalah utama, dan alasan mereka memilih produkmu.

Contoh persona: “Mahasiswa 18–24, suka makanan pedas, budget terbatas, tapi ingin porsi memuaskan.” Dari persona ini, kamu bisa bikin video yang fokus pada porsi, harga, level pedas, dan testimoni rasa.

3) Buat Pilar Konten (Biar Nggak Kehabisan Ide)

Agar video pendek untuk promosi UMKM tidak kehabisan bahan, buat 4–6 pilar konten. Pilar adalah kategori besar yang bisa diproduksi berulang. Contoh pilar yang relevan untuk banyak UMKM:

  • Behind the scenes: proses produksi, packing, quality control.
  • Demo/How-to: cara pakai, cara masak, cara merawat.
  • Testimoni & bukti sosial: review pembeli, reaksi pelanggan, before-after.
  • Edukasi: tips singkat, kesalahan umum, fakta menarik.
  • Storytelling brand: cerita awal usaha, nilai, dan “kenapa beda”.
  • Promo cerdas: bundling, limited stock, bonus, free ongkir.

Dengan pilar, kamu tinggal “memutar” ide. Misalnya minggu ini fokus behind the scenes dan demo, minggu depan edukasi dan testimoni, minggu berikutnya storytelling dan promo cerdas.

4) Gunakan Formula Hook–Value–CTA

Ini formula sederhana tapi sangat efektif untuk video pendek:

  • Hook (0–3 detik): pemancing (problem, hasil, atau pernyataan berani yang relevan).
  • Value (3–20 detik): bukti, demo, proses singkat, atau penjelasan inti.
  • CTA (akhir): ajakan jelas (komentar, simpan, DM, klik bio).

Contoh: Hook “Kalau kamu suka kopi tapi takut asam lambung, ini tips pilih beans.” Value: tunjukkan 2–3 pilihan. CTA: “Ketik ‘KOPI’ biar aku rekomendasikan yang cocok.” CTA yang spesifik biasanya lebih efektif daripada “cek link bio”.

5) Rancang Skrip 15–30 Detik (Jangan Kebanyakan Info)

Banyak video UMKM terasa panjang karena ingin menjelaskan semuanya sekaligus. Lebih efektif membagi jadi seri. Untuk skrip 30 detik, tulis poin-poin:

  • 1 kalimat masalah/keinginan audiens
  • 1–2 bukti atau demo singkat
  • 1 alasan kenapa produkmu berbeda
  • 1 CTA

Kalau kamu tidak nyaman bicara di kamera, kamu bisa memakai teks di layar (on-screen text) plus voice over. Yang penting: audio jelas, teks mudah dibaca, dan ritme edit tidak membosankan.

6) Produksi Hemat Tapi Terlihat “Niat”

Produksi bukan soal mahal, tapi soal rapi. Checklist sederhana:

  • Cahaya: dekat jendela pagi/siang atau pakai ring light.
  • Audio: rekam di tempat sepi; mic clip-on murah biasanya cukup.
  • Stabil: pakai tripod; hindari video goyang berlebihan.
  • Frame bersih: background rapi, objek utama jelas.
  • Editing: potong jeda, tambah teks, gunakan subtitle.

Trik yang sering bekerja untuk UMKM adalah “hasil duluan”. Tunjukkan produk final (makanan matang, kemasan jadi, before–after), baru prosesnya. Orang tertarik dulu, baru mau menonton penjelasan.

7) Optimasi Caption & Hashtag (SEO Versi Dalam Platform)

Walau TikTok bukan mesin pencari seperti Google, banyak orang sekarang memakai TikTok untuk mencari rekomendasi. Karena itu, caption dan teks di video perlu memasukkan kata yang sering dicari audiens. Kamu juga bisa menaruh keyword di teks layar secara natural.

Pola yang aman:

  • Caption: 1 kalimat manfaat + konteks + CTA.
  • Hashtag: 2–3 niche + 1–2 umum (tanpa spam).
  • Teks di layar: judul video seperti “Cara memilih…”, “Tips…”, “Salah kaprah…”.

Contoh caption: “Video pendek untuk promosi UMKM: cara bikin konten yang bikin orang berhenti scroll. Simpan dulu biar nggak lupa!”

Ide Konten Video Pendek yang Cepat Menghasilkan untuk UMKM

Kalau kamu butuh ide yang “langsung jalan”, pilih 5–10 format berikut lalu jadikan seri. Serius, seri itu kunci: satu topik bisa dipecah jadi 3–7 video, dan kamu jadi jauh lebih konsisten.

1) Problem–Solution

Mulai dari masalah, lalu tunjukkan solusi lewat produk/jasamu. Cocok untuk makanan, jasa, fashion, edukasi, sampai kerajinan.

2) Before–After

Format ini memberi kepuasan visual. Cocok untuk laundry, detailing, jasa desain, skincare, produk kebersihan, atau jasa perawatan.

3) Packing Order (Biar Orang Percaya Kamu Beneran Jualan)

Video packing sering membuat orang betah menonton karena ritmenya jelas. Sekalian sisipkan detail: varian, bonus kecil, dan ucapan terima kasih. Ini meningkatkan trust tanpa harus “jual keras”.

4) Testimoni Real + Reaksi Singkat

Mintalah izin pelanggan untuk menampilkan testimoni chat, lalu gabungkan dengan video produk. Tambahkan reaksi singkat: “Aku senang banget baca ini…” Bukti sosial seperti ini menguatkan kepercayaan.

5) Edukasi “3 Poin Cepat”

Contoh: “3 cara memilih kopi untuk pemula”, “3 kesalahan bikin sambal yang bikin cepat basi”, “3 tips merawat tas kulit biar awet”. Edukasi membuat akunmu dianggap ahli, bukan sekadar jualan.

6) Harga vs Value (Transparan Tanpa Defensif)

Banyak orang menolak beli karena mengira mahal. Jelaskan value: bahan, ukuran, proses, garansi, layanan. Hindari nada marah atau defensif—cukup tunjukkan fakta.

7) Tren yang Diadaptasi (Bukan Dipaksakan)

Tren bisa membantu jangkauan, tapi jangan memaksakan tren yang tidak cocok. Ambil strukturnya (audio/format), lalu isi dengan pesan produk. Misalnya tren “POV” untuk menunjukkan sudut pandang pelanggan saat menerima paket.

Jadwal Posting yang Masuk Akal untuk UMKM Sibuk

Konsistensi lebih penting daripada frekuensi tinggi yang tidak bisa dipertahankan. Untuk UMKM yang menjalankan operasional harian, target realistis adalah 3–5 video per minggu. Jangan meremehkan 3 video per minggu—kalau konsisten 8–12 minggu, itu sudah menjadi “perpustakaan konten” yang bekerja untukmu.

Bangun sistem produksi sederhana:

  • Batching: rekam 5–10 video dalam 2–3 jam, lalu edit bertahap.
  • Template: pakai gaya teks, tone, dan struktur yang konsisten agar brand terasa kuat.
  • Repurpose: satu video bisa diposting di TikTok, Reels, dan Shorts dengan penyesuaian kecil.

Tip praktis: dalam satu sesi rekaman, buat 3 jenis footage: (1) hasil produk, (2) proses, (3) close-up detail. Dari tiga jenis footage ini, kamu bisa merakit banyak variasi video tanpa harus rekam ulang terlalu sering.

Teknik Retensi (Agar Video Didistribusikan Lebih Luas)

Di platform video pendek, retensi sering lebih penting daripada jumlah followers. Retensi bukan berarti memanipulasi, melainkan membuat konten yang nyaman ditonton sampai selesai. Ini beberapa teknik yang aman dan etis:

  • Buka dengan hasil: tampilkan end result sejak awal.
  • Potong jeda: hapus “ee…”, “jadi…”, dan bagian kosong.
  • Teks bertahap: munculkan poin per poin, jangan sekaligus.
  • Variasi shot: ganti angle tiap 1–2 detik bila perlu.
  • Janji di awal, bayar di tengah/akhir: misal “akhirnya ada bonus”, lalu benar-benar kasih bonus.

Hindari clickbait yang tidak sesuai isi. Mungkin dapat view sesaat, tapi merusak trust—dan untuk UMKM, trust itu “mata uang” paling mahal.

Bangun Interaksi: Dari Penonton Menjadi Pembeli

Video ramai tidak otomatis jadi penjualan kalau tidak ada sistem interaksi. Tujuan interaksi adalah mengubah perhatian jadi percakapan (komentar/DM), lalu jadi transaksi. Praktik yang efektif untuk UMKM:

  • Balas komentar pakai video: memperpanjang umur konten dan meningkatkan kedekatan.
  • CTA spesifik: “Ketik ‘HARGA’ untuk daftar harga”, bukan “cek bio”.
  • Pin komentar penting: harga, cara order, lokasi, varian, estimasi pengiriman.
  • Live dengan tujuan jelas: demo produk, Q&A, atau flash sale.

Kalau kamu punya katalog, pastikan link di bio mengarah ke halaman yang rapi. Terlalu banyak pilihan bisa membuat orang bingung. Lebih baik satu tujuan utama: DM WhatsApp, marketplace, atau landing page.

Metrik Penting yang Wajib Dipantau UMKM (Tanpa Pusing Data)

Kamu tidak perlu jadi analis data. Mulai dari 5 metrik ini:

  • Watch time: semakin tinggi, semakin bagus.
  • Average view duration: cocok untuk membandingkan video dengan durasi berbeda.
  • Completion rate: persentase orang yang menonton sampai habis.
  • Share & save: sinyal kuat bahwa konten bernilai.
  • Profile visits: indikator konten memicu rasa ingin tahu.

Aturan cepat: kalau sebuah video completion rate-nya tinggi, buat versi lanjutan atau seri. Kalau views tinggi tapi profile visits rendah, perbaiki CTA dan penawaran. Bisa jadi kontenmu menarik, tapi orang belum paham “harus ngapain setelah nonton”.

call to action LSPUMKM WI 2

Kesalahan Umum yang Membuat Video UMKM Sepi

Supaya waktu produksi kamu tidak terbuang, hindari kesalahan yang sering terjadi:

  • Jualan terus tanpa nilai: audiens butuh alasan untuk mengikuti akunmu.
  • Hook lemah: opening terlalu panjang, langsung di-skip.
  • Audio buruk: suara pelan/bising membuat orang kabur.
  • Caption generik: tanpa konteks, tanpa ajakan, tanpa kata kunci.
  • Tidak konsisten: posting seminggu penuh, lalu hilang sebulan.
  • Meniru tanpa adaptasi: tren dipakai mentah-mentah, tidak relevan.

Solusinya sederhana: kembali ke pilar konten, formula hook–value–CTA, dan jadwal yang realistis. Konsisten itu bukan sempurna, tapi terus jalan.

Studi Kasus Praktis: UMKM Makanan Rumahan (Contoh Rencana 14 Hari)

Misalkan kamu menjual “ayam geprek sambal matah”. Kamu bisa memulai dengan strategi 2 minggu seperti ini:

  • Hari 1: Hook “Sambal matah yang nggak langu itu kuncinya di sini” + proses iris.
  • Hari 2: Packing order + bonus lalapan + teks “order masuk hari ini”.
  • Hari 3: Testimoni pelanggan + close-up makanan + CTA “Ketik GEPREK untuk harga”.
  • Hari 4: Edukasi “3 level pedas, pilih yang mana?”
  • Hari 5: Behind the scenes “masak jam berapa?” + Jadwal pre-order.
  • Hari 6: Before–after (ayam sebelum vs sesudah digeprek) + audio trend ringan.
  • Hari 7: Video balas komentar “Bisa kirim luar kota?” + solusi pengemasan.

Minggu kedua, ulang pilar yang sama dengan variasi: ganti angle, ganti hook, buat seri “Kesalahan umum memilih sambal matah”, atau “Cara simpan biar tetap segar”. Dalam 2–4 minggu, kamu biasanya mulai melihat pola konten mana yang paling memicu DM dan order.

Etika Konten untuk UMKM: Jaga Kepercayaan, Biar Bisnis Tahan Lama

Promosi tidak boleh mengorbankan kepercayaan. Pastikan klaim produk bisa dibuktikan, gunakan testimoni dengan izin, dan hindari menjelekkan kompetitor. Jika menjual produk tertentu (misalnya makanan atau kosmetik), hindari klaim kesehatan berlebihan. Lebih aman fokus pada pengalaman, kualitas bahan, kebersihan, proses, serta hasil yang terlihat.

Ingat, UMKM punya peran besar dalam ekonomi. Karena itu, membangun branding jangka panjang jauh lebih menguntungkan daripada mengejar viral sesaat yang berisiko. Dengan strategi yang rapi, video pendek untuk promosi UMKM bisa jadi aset pemasaran yang terus bekerja.

Checklist Praktis: Produksi 10 Video dalam 1 Hari (Versi UMKM)

  • Pilih 3 pilar konten untuk minggu ini
  • Tulis 10 hook (1 kalimat tiap video)
  • Siapkan 2 lokasi shoot: dekat jendela + meja packing
  • Rekam 3 jenis footage: hasil, proses, detail close-up
  • Edit cepat: potong jeda, tambah subtitle, teks judul
  • Tulis caption: manfaat + konteks + CTA
  • Siapkan hashtag: niche + umum (tanpa spam)
  • Jadwalkan posting 3–5x per minggu
  • Balas komentar penting dalam 24 jam

FAQ: Pertanyaan yang Sering Ditanyakan Pelaku UMKM

Apakah harus ikut tren biar ramai?

Tidak wajib. Tren membantu jangkauan, tetapi konten yang menjawab kebutuhan audiens biasanya lebih stabil. Pilar edukasi, demo, testimoni, dan behind the scenes cenderung aman untuk jangka panjang.

Durasi ideal video pendek itu berapa?

Tergantung isi. Banyak UMKM efektif di 10–25 detik untuk demo singkat. Untuk edukasi, 30–45 detik bisa bagus jika retensinya tinggi. Mulai dari yang singkat dulu, lalu evaluasi.

Caption masih penting?

Penting. Caption memberi konteks, membantu orang memahami isi video, dan memancing interaksi. Masukkan kata kunci secara natural serta CTA yang jelas.

Kalau nggak pede tampil di kamera gimana?

Tetap bisa! Fokus pada tangan (hand shot), proses, produk, dan teks di layar. Jika nanti sudah nyaman, sesekali tampil akan membantu trust, tapi tidak wajib dari awal.

Penutup: Jadikan Video Pendek sebagai Aset Promosi UMKM

Pada akhirnya, video pendek untuk promosi UMKM akan berhasil jika kamu memperlakukannya sebagai aset jangka panjang: ada sistem ide, proses produksi yang efisien, dan evaluasi rutin dari metrik sederhana. Mulailah dari konten yang paling mudah: demo produk, packing order, dan edukasi singkat. Saat kamu konsisten 30 hari, biasanya kamu mulai punya “perpustakaan konten” yang terus bekerja mendatangkan calon pembeli, bahkan ketika kamu sedang sibuk produksi.

Baca Juga: Peluang Besar Layanan Online UMKM Indonesia di Era Digital: Panduan Lengkap untuk Pengusaha Baru

Kalau kamu ingin naik level, fokuslah pada dua kebiasaan: produksi konten secara batch dan mengulang format yang terbukti berhasil. Dengan cara ini, video pendek untuk promosi UMKM bukan hanya membantu kamu “kelihatan”, tetapi benar-benar mengubah penonton menjadi pelanggan setia.

Leave a Comment

Rating

Uji Kompetensi metodologi, penguasaan materi pelatihan dan praktek penyampaian modul (delivery). Selanjutnya untuk memperoleh akreditasi (Sertifikat Akreditasi Fasilitator), fasilitator mendelivery modul yang dikuasai minimal 2 kali dalam pelatihan yang diselenggarakan oleh Mitra Penyelenggara Pelatihan, dengan nilai minimal 70% atau rating 3,5 dengan range antara 1 – 5. Setiap penugasan pelatih oleh Mitra Penyelenggara Pelatihan telah disertai persetujuan dari LSP UMKM & WI.

Bimbingan

Dalam bimbingan ini dijelaskan alur Uji Kompetensi yang dilaksanakan oleh LSP UMKM & WI . Kemudian, dilanjutkan dengan pendaftaran  untuk mendapatkan akun yang akan digunakan dalam sistem uji kompetensi LSP UMKM & WI . Pada sesi berikutnya, para peserta akan mendapat bimbingan untuk menggunakan sistem uji kompetensi tersebut hingga proses penilaian.

Sertifikasi

Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah Proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi. Terkait dengan Standard Kompetensi Kerja telah ditetapkan Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Pengawas Syariah berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 25 Tahun 2017. Sedangkan SKKNI itu sendiri adalah Rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

SERTIFIKASI PENILAIAN DIAKUI INTERNASIONAL

Dengan lisensi resmi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi atau (BNSP) yang
dibentuk  Pemerintah  untuk melaksanakan ketentuan Pasal 18 ayat (5) Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Lembaga Sertifikasi Profesi atau (LSP)
menjamin mutu kompetensi dan pelatihan Tenaga Kerja pada seluruh sektor bidang profesi
di seluruh Indonesia.

Sertifikat yang akan Anda dapatkan juga akan diakui oleh dunia Internasional, sehingga
kualitasnya tidak perlu diragukan lagi. Karena dengan memiliki sertifikasi profesi dari LSP
yang telah mendapatkan lisensi resmi dari BNSP, Anda mempunyai sebuah bukti kuat
bahwa Anda memang berkompeten dalam profesi yang Anda geluti. Itu juga memastikan
bahwa Anda mempunyai kemampuan yang mumpuni sebagai seorang profesional.

Sertifikasi kompetensi ini bisa Anda dapatkan melalui pelatihan dari LSP yang mempunyai
lisensi resmi dari BNSP. Dan LSP UMKM & WI, merupakan salah satu LSP yang bisa
membantu Anda untuk mewujudkan keinginan Anda dalam mendapatkan sertifikasi profesi
tersebut.

SERTIFIKASI KOMPETISI KASIR RETAIL

Sumber daya manusia (SDM) memainkan peranan yang sangat vital dalam menentukan
keberhasilan operasional toko. Sumber Daya Manusia (SDM) atau pengelola toko haruslah
mumpuni dan cekatan. Implementasi sistem komputerisasi yang semakin canggih dan
keharusan untuk menjalankan rangkap atau fungsi pekerjaan (multi-tasking) maka karyawan
toko juga harus memiliki kemampuan berhitung (matematika) yang baik, dan kemampuan
untuk bias berbahasa asing tentunya (minimal Bahasa Inggris).

Untuk itu pentingnya melakukan pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) sebelum terjun
langsung ke dalam dunia kerja. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM) itu sendiri. Apabila Sumber Daya Manusia (SDM) telah tersetifikasi,
selain dapat menentukan keberhasilan toko, para Sumber Daya Manusia (SDM) tersebut
diharapkan mampu untuk bersaing dengan para tenaga kerja asing.

Perlu diingat bahwa bisnis minimarket ataupun retail dan toko adalah bisnis penjualan.
Jadi,segenap karyawan harus memiliki kualitas internal yang sejalan dan mendukung
peranannya sebagai penjual. Kualitas ini meliputi kepribadian (threat), sikap, (attitude),
motivasi dan nilai-nilai (values). Untuk itu pentingnya melakukan pelatihan Sumber Daya
Manusia (SDM).

JADIKAN SERTIFIKASI PENGELOLAAN UKM

Pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini, kompetensi menjadi syarat yang harus
dipenuhi untuk meningkatkan daya saing bangsa. Sejalan dengan itu, Kementerian Koperasi
dan UKM RI, terus berupaya meningkatkan kompetensi UMKM, salah satunya melalui
kegiatan sertifikasi kompetensi UKM. Kegiatan ini berupa memfasilitasi pelatihan serta
sertifikasi kompetensi bagi para pelaku UMKM.

Tujuannya untuk meningkatkan daya saing, mengingat pemberlakuan MEA akan sangat
berpengaruh kepada masuknya tenaga  kerja  asing yang mengakibatkan persaingan
menjadi semakin ketat. Standarisasi dan sertifikasi ini menjadi sangat penting diketahui oleh
para pelaku UKM. Karena selain meningkatkan daya saing, standarisasi adalah upaya untuk
menjaga kualitas produk.

Sertifikasi ini juga berguna sebagai bentuk penyesuaian dan upaya UKM untuk
menunjukkan kepada dunia jika telah memiliki standar tertentu, hingga pengembangan
usaha dapat dikembangkan menjadi lebih luas. Apabila produk telah tersertifikasi maka
konsumen akan semakin yakin, karena produk tersebut sudah pasti terjamin. Itulah alasan
mengapa standarisasi dan sertifikasi saat ini menjadi sangat penting diketahui oleh para
pelaku UKM.